Makna Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa Indonesia  artinya:
a.       Tingkah laku
b.      Macam, jenis
c.       Lagu, music langgam
d.      Warna, corak, ragi
e.       Laras (tata baahasa)
Sehingga
 keragman berarti perihal beragam-ragam, berjenis-jenis perihl ragam, 
hal jenis. Kergaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi dalam 
berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, 
ideology, adat kesopanan serta situsi ekonomi.
Makna Kesederajatan 
Kesederajatan
 berasal dari kata sederajat yang menurut KBBI artinya adalah sama 
tingkatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian kontek kesederajatn 
disini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang 
ada manusia tetap memiliki satu kedudukaaan yang sama dan satu tingkatan
 hierarki.
>>Unsur-Unsur Keragaman Dalam Masyarakat Indonesia
Suku Bangsa dan Ras
Suku
 bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke 
sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karna adanya 
pengelompokan besar manusia yang memiliki cirri-ciri biologis lahiriah 
yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh, mata, ukuran
 kepala daan lain sebagainya.
Di
 Indonesia, terutama bagian barat mulai dari Sulawesi adalah termasuk 
ras Mongoloid Melayu Muda. Kecuali Batak dan Toraja yang termasuk 
Mongoloid Melayu tua. Sebelah timur Indonesia termasuk ras austroloid, 
termasuk bagian NTT. Sedangkan kelompok terbesar yang tidak termasuk 
kelompok pribumi adalah golongan Chia yang termasuk astratic Mongoloid.
Agama dan Keyakinan
Agama
 mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan
 yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari 
maanusia sebagai kekuatan ghaib yang tak dapat ditangkap dengan panca 
indra. Namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan 
manusia sehari-hari.
Agama
 sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan terinci 
namun apapun bentuk kepercayaan yang dianggap sebagai agama, tampaknya 
memang memiliki ciri umum yang hampir sama, baik dalam agama primitive 
maupun agama monotheisme.
Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama antara lain:
a.       Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang
b.      Berfungsi penyelamat
c.       Berfungsi sebagai perdamaian
d.      Berfungsi sebagai social control
e.       Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
f.       Berfungsi transformative
g.      Berfungsi kreatif
h.      Berfungsi sublimatif
Pada
 dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsure penting dalam keragaman 
bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyakny agama yang diakui di 
Indonesia.
>>Ideologi dan Politik
Ideologi
 adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat 
terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupaka kaitan antara
 tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Ideology membantu untuk 
lebih memperkuat lndasan moral bagi sebuah tindakan. Politik mencxakup 
baik konflik antara individu dan kelompok untuk memperoleh kekuasaan 
yang digunakan oleh pemenang bagi keuntungannya sendiri atas kerugian 
dari yang ditaklukkan. Politik juga bermakna usaha untuk menegakkan 
ketertiban sosial.
Keragaman
 masyarakat Indonesia dan politik dapat dilihat dari banyaknya partai 
politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada dasarnya  Indonesia 
hanya mengakui satu ideology yaitu pancasila yang benar-benar mencermin 
kepribadian bangsa Indonesia.
>>Tata Krama 
Tata
 krama yang dianggap dari Bahasa Jawa yang berarti “ adat sopan santun, 
basa-basi” pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku adat istiadat 
tegur sapa ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.
Tata
 karma dibentuk dan dikembngkan oleh masyarakat dan terdiri dari 
aturan-aturan yang kalau dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi 
sosial yang tertib dan efektif didalam masyarakat yang bersaangkutan. 
Indonesia memiliki beragam suku bangsa dimana setiap suku bangsa 
memiliki adat tersendiri meskipun karena adanya sosialisasi nilai-nilai 
dan norma secara turun temurun dan berkesinambungan dari generasi 
kegenerasi menyebabkn suatu masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa 
yang sama akan memiliki adat dan kesopann yang relatif sama.
>>Kesenjangan ekonomi
Bagi
 sebagian Negara berkembang perekonomian akan menjadi salah satu 
perhatian yang terus ditingkatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada
 digolongan tingkt ekonomi menengah ke bawah. Hal ini tentu saja menjadi
 sebuah pemicu adanya kesenjangaan yang tak dapat terhindari lagi.
>>Kesenjangan Sosial
Masayarakat
 Indonesia merupakan masyarakaaat yang majemuk dengan bermacam tingkat, 
pangkt dan strata sosial yang hierarkis. Hal ini, dapaaat terlihat dan 
dirasakan dengan jelas dengan adanya penggolongan orang berdasarkan 
kasta.
Hal
 ini yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja 
menyakitkan, namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak 
hanya itu bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang antar etnis atau 
suku.
>>Pengaruh keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara, dan kehidupan global.
Berdirinya
 Negara Indonesia dilatarbelakangi oleh masyarakat yang demikian 
majemuk, baik secara etnis, geografis, cultural, maupun religius. Kita 
tidak dapat mengingkari sifat pluralistic bangsa kita. Sehingga kita 
perlu member tempaat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan 
kebudayaan beragama yang dianut oleh warg negar indonesi. Masalah  suku 
bangsaa dan kesatuan- kesatuan nasional di Indonesia telah menunjukkan 
kepada kita bahwa suatu Negara yang multietnik memerlukan suatu 
kebudayaan nasional untuk menginfentasikaan peranan identitas nasional 
dan solidaritas nasional di antara warganya. Gaagasan tentang kebudayaan
 nasional Indosia yang menyaangkut kesadaran dan identitas sebagai suatu
 bangsa telah dirancang saat bangsa kita  belum merdeka.
Manusia
 secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengangkat nilai harmoni.
 Perbedaan yang mewujud baik secara fisik ataupun mental, sebenarnya 
merupakan kehendaak Tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah 
potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi 
toleransi. Di kehidupan sehari-hari, kebudayaaan suku bangsa dan 
kebudayaan agama, bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan 
bernegara , mewarisi perilaku dan kegiatan kita. Berbagai kebudayaan itu
 beriringan, saling melengkapi bahkan mampu untuk saling menyesuaikan 
(fleksibel) dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi sering kali terjadi 
malah sebaliknya. Perbedaan-perbedaan tersebut menciptakan ketegangan 
hubungan antar anggota masyarakat. Hal ini disebabkan oleh sifat dasar 
yang selalu dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagai mana dijelaskan 
oleh Van De berghe:
a.       Terjadinya sekmentasi kedalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan yang berbeda
b.      Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer
c.       Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nili sosial yang bersifat dasar
d.      Secara relative seringkali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya
e.       Secara relative integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didal;am bidang ekonomi
f.       Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.
Realitas
 diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis, dan dewasa karena 
dengannya, kemajemukan yng ada dapat dipertumpul. Jika keterbukaan dan 
kedewasaan sikap di kesampingkan, besar kemungkinan tercipta 
masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa. 
Seperti:
a.      
 Disharmonisasi, adalh tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara 
manusia dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi dibawah oleh virus 
paradox yang ada dlam globalisasi. Paket globalisasi begitu memikat 
masyarakat dunia dengan tawarannya akan keseragaman global untuk maju 
bersama dalam komunikasi gaya hidup manusia yang bebas dan harmonis 
dalam tatanan dunia, dengan menyampaikan keunikan dan keberagaman 
manusia sebagai pelaku utamanya.
b.     
 Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu
 akan memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai 
bidang yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan 
bernegara.
c.      
 Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya 
dapat bermacam – macam, antara lain; keyakinannya bahwa secara kodrati 
ras/ sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/ suku/ kelompok lain.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu:
a.       Semngat religious
b.      Semangat nasionalisme
c.       Semangat pluralism
d.      Semangat humanism
e.       Dialog antar- umat beragama
f.      
 Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi 
hubungan antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia.
Keterbukaan,
 kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersifat inklusif, serta 
kesadaran kebersamaan dalam mengarungi sejarah, merupakan modal yang 
sangat menentukan bagi terwujudnya sebuah bangs yang Bhineka Tunggal 
Ika.menyatu dalm keragaman, dan beragam dalam kesatuan. Segala bentuk 
kesenjangan didekatkan, segala keanekargaman dipandang sebagai kekayaan 
bangsa, milik bersama. Sikap inilah yang perlu dikembangkan dalam pola 
piker masyarakat untuk menuju Indonesia raya merdeka.
>>Problematika Diskriminasi
Diskriminasi
 adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau
 sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, 
golongan, status, dan kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik
 tubuh, usia, orientasi seksual, pandangan ideology dan politik. Serta 
batas Negara, dan kebangsaan seseorang.
Tuntutan
 atas kesamaan hak bagi setiap manusia didasarkan pada prinsip – prinsip
 hak asasi manusia(HAM). Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa 
pengecualian, tidak dapat dipisahkan, dan saling tergantung. Berangkat 
dari pemahaman tersebut seyogianya sikap – sikap yang didasarkan pada discrimination harus
 dipandang sebagai tindakan yang menghambat pengembangan kesederajatan 
dan demokrasi, penegakan hokum dalam kerangka pemajuan dan pemenuhan 
HAM.
Pasal
 281 Ayat (2) UUD NKRI 1945 telah menegaskan bahwa:” setiap orang berhak
 bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif  atas dasar apa pun 
dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat 
diskriminatif itu .” sementara itu Pasal 3 UU No.30 Tahun 1999 tentang 
HAM telah menegaskan bahwa”…….. setiap orang dilahirkan bebas dengan 
harkat dan martabat yang sama dan sederajat…..” ketentuan tersebut 
merupakan landasan hokum yang mendasari prinsip non- diskriminasi di 
Indonesia.
Pencantuman
 perinsip ini pada awal pasaal dan berbagai instrument hokum yang 
mengatur HAM pada dasarnya menunjukkan bahwa diskriminasi telah menjadi 
sebuah realitas yang problematik, sehingga:
a.       Komunitas internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi di berbagi belahan dunia; dan
b.     
 Prinsip nondiskriminasi harus mengawali kesepakatan antarbangsa untuk 
dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian.
Dalam
 demokrasi, diskriminasi seharusnya telah ditiadakan dengan adanya 
kesetaraan dalam bidang hokum, kesederajatan dalam perlakuan adalah 
salah satu wujud ideal dalam kehidupan Negara yang demokratis. Akan 
tetapi, berbgai penelitian dan pengkajian menunjukkan bahwa kondisi di 
Indonesia saat ini belum mencerminkan penerapan asas persamaan dimuka 
hokum secara utuh.
Pada dasarnya diskriminasi tidakterjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya beberapa factor penyebab, antara lain:
a.      
 Persaingan yang semakin ketat dalm berbagai bidang kehidupan, terutama 
ekonomi. Timbullah persaingan antar kelompok pendatang dan kelompok 
pribumi, yang kerap kali menjadi awal pemicu terjadinya diskriminasi.
b.     
 Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan 
terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah. Aristoteles membagi 
masyarakat dalam suatu Negara menjadi tiga kelompok – kelompok: kaya, 
miskin, dan yang beradadiantaranya. Kelompok – kelompok kaya (bangsawan,
 tuan tanah) biasanya melakukan intimidasi dan tekanan sehingga 
mendiskriminasikan orang – orang miskin.
c.      
 Ketidak berdayaan golongan miskin akan intiminasi yang mereka dapatkan 
membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.
Problematika
 lainnya dan harus diwaspadai adanya disintegrasi bangsa dan bubarnya 
sebuah Negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang secara 
gradual bisa menjadi penyebab utama prose itu, yaitu:
a.     Kegagalan kepemimpinan
Integrasi
 bangs adalah landasan bagi tegaknya sebuah Negara modern. Keutuhan 
wilayah Negara amat ditentukan oleh kemampuan parapemimpin dan 
masyarakat warga Negara memelihara komitmen kebersamaan sebagai suatu 
bangsa.
b.    Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
Krisis
 disektor ini selalu merupakan amat signifikan dalam mengawali lahirnya 
krisis lain (politik pemerintahan, hokum, dan sosial).
c.     Krisis politik
Krisis
 politik merupakan perpecahan elit di tingkat nasional, sehingga 
menyulitkan lahirnya kebijakan utuh dalam mengatasi krisis ekonomi. 
Krisis politik juga dapat dilihat dari absennya kepemimpinan politik 
yang mampu membangun solidaritas sosial untuk secara solid menghadapi 
krisis ekonomi. Semua ini efektif, maka kemampuan pemarintah dalam 
member pelayanan public akan makin merosot.
d.    Krisis sosial
Krisis
 sosial dimulai dari adanya disharmoni dan bermuara pada meletusnya 
konflik kekerasan diantara kelompok – kelompok masyarakat (suku, agama, 
ras).
e.     Demoralisasi tentara dan polisi
Demoralisasi
 tentara dan polisi dalam  bentuk pupusnya keyakinan mereka atas makna 
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai bayangkari Negara. 
Demoralilasi itu, pada kadar yang rendah dipengaruhi oleh merosotnya 
nilai gaji yang mereka terima akibat krisis ekonomi.
f.     Interfensi asing
Interfensi
 internasional yang bertujuan memecah belah, seraya mengambil keuntungan
 dari perpecahan itu melalui dominasi pengaruhnya terhadap kebijakan 
politik dan ekonomi Negara-negara baru pasca disintegrasi. Interfensi 
itu bergerak dari yang paling lunak hingga berupa provokasi terhadap 
kelompok-kelompok yang berkonflik.
Salah
 satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang 
merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang 
“majemuk”atau “heterogen”. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil 
interaksi social dari banyak suku bangsa dengan beraneka ragam latar 
belakang, kebudayaan, agama, sejarah dan tujuan yang sama yang disebut kebudayaan nasional.
Terciptanya
 “Tunggal Ika”dalam masyarakat yang ”Bhineka” dapat diwujudkan melalui 
“ïntegrasi kebudayaan” atau “integrasi nasional”. Dalam hubungan ini, 
pengukuhan ide “Tunggal Ika” yang dirumuskan dalam wawasan nusantara
 dengan menekankan pada aspek persatuan disegala bidang merupakan 
tindakan yang positif. Namun tentu saja makna Bhineka Tunggal Ika ini 
harus benar-benar dipahami dan menjadi  dalam bangsa dan bernegara.
>>Manusia Beradab dalam keragaman
Hubungan
 antara kebudayaan dengan peradaban adalah sangat erat. Peradapan adalah
 salah satu perwujudan kebudayaan yang bernilai tinggi, indah dan 
harmonis yang mencerminkan tingkat kebudayaan masyarakat yang 
bersangkutan, misalnya adab, sopan santun, budi pekerti, budi bahasa, 
seni dan sebagainya.
Masyarakat
 sebagai satu komunitas yang beragam penuh perbedaan pandangan bahkan 
kepentingan, tuhan yang menciptakan manusia dalam keragamannya, dalam 
realitas kehidupan keragaman telah meluas dalam wujud perbedaan status, 
kondisi ekonomi, relasi, social dan sampai cita-cita perorangan maupun 
kelompok tanpa dilandasi sikap arif dalam memandang perbedaan akan 
menuai konsentrasi panjang berupa konflik bahkan kekerasan di 
tengah-tengah kita.
Dalam hal ini tedapat teori menunjukan penyebab konflik ditengah masyarakat antara lain:
a.      
 teori hubungan masyarakat memiliki pandangan bahwa konflik yang sering 
muncul ditengah masyarakat disebabkan polarisasi yang terus terjadi, 
ketidak percayaan dan permusuhan diantara kelompok yang berbeda.
b.     
 Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras dimasyarakat 
tidak lain disebabkan identitas yang sering berakar pada hilangnya 
sesuatu atau penderitaaan masa lalu yang tidak terselesaikan.
c.      
 Teori kesalahpahaman antar budaya, teori ini melihat konflik di 
sebabkan ketidak cocokan dalam cara-cara berkomunikasi diantara budaya 
yang berbeda.
d.     
 Teori tranformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadinya konflik 
adalah ketidak kesetaraan dan ketidak adilan yang muncul sebagai masalah
 sosial budaya dan ekonomi.
Realitas
 keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi munculnya 
persoalan gesekan antar budaya, yang mempengaruhi dinamika kehidupan 
masyarakat, oleh sebab itu manusia yang beradab harus bersikap terbuka 
dalam melihat semua perbedaan dalam keragaman yang ada, menjunjung 
tinggi nilai-nilai kesopanan dan tidak menjadikan keragaman sebagai 
kekayaan bangsa, alat pengikat persatuan seluruh masyarakat dalam 
kebudayaan yang beranekaragam.
Faktor-Faktor Terjadinya Perubahan Social – Budaya
Factor-faktor
 pendorong yang menyebabkan terjadinya perubahan social ada 2 macam, 
yaitu yang berasal dari luar masyarakat dan dari dalam diri itu sendiri.
Factor yang berasal dari luar masyarakat
a.       Akulturasi.
Akulturasi
 atau cultural contact berarti suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan
 dengan unsure-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupa sehingga 
lambat laun unsure-unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu 
kedalam kebudayaan sendiri, tetapi tidak menyebabkan hilangnya kepribadian.
b.      Difusi
Difusi
 ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat lain.
 Sedikit demi sedikit, hal ini berlangsung berkaitan dengan terjadinya 
perpindahan atau penyebaran manusia dari satu tempat ke tempat lain.
c.       Penetrasi
Penetrasi
 adalah masuknya unsur-unsur masuknya kebudayaan asing secara paksa, 
sehingga merusak kebudayaan bangsa yang di datangi penetrasi tersebut, 
dinamakan Penetration Violent, misalnya ketika bangsa Spanyol dan
 Portugis datamg ke Amerika Latin sehingga kebudayaan maya dan inka 
menjadi musnah. Selain itu masih ada jenis penetrasi lain yaitu masuknya
 unsur kebudayaan asing dengan tidak sengaja dan tanpa paksaan dalam 
kebudayaan setempat sehingga saling mempengaruhi, penetrasi semacam ini 
disebut Penetration Pasifique, seperti masuknya agama dan kebudayaan Hindu, Budha, Islam kedalam kebudayaan Indonesia.
d.      Invasi
Invasi
 yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing kedalam kebudayaan setempat
 dengan peperangan (Penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain, 
penaklukan itu pada umumnya dilanjutkan dengan penjajahan, selama masa 
penjajahan itulah terjadi pemaksaan  masuknya unsur-unsur asing kedalam 
kebudayaan bangsa-bangsa terjajah.
e.       Asimilasi
Asimilasi
 kebalikan dari penetrasi. Asimilasi adalah proses penyesuaian seseorang
 atau kelompok orang asing terhadap kebudayaan setempat.
f.       Hibridisasi
Hibridisasi
 adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran 
antara orang asing dengan penduduk setempat. Hibridisasi umumnya 
bersifat individu, walaupun tidak menutup kemungkinan perubahan akibat 
perkawinan campuran meluas hingga ke lingkungan masyarakat 
sekelilingnya, akibat hibridisasi ialah munculnya kebudayaan baru, yaitu
 setengah kebudayaan asing dan setengah kebudayaan setempat.
g.      Milenarisasi
Milenarisasi
 merupakan salah satu bentuk gerakan kebangkitan, yang berusaha 
mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama 
menderita dalam kedudukan sosial yang rendah dan memiliki ideologi sub 
kultural yang baru.
Perubahan yang Terjadi karena Pengaruh dari Dalam
a.       Sistem Pendidikan yang Maju
-          Inovasi adalah pembauran unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan
-         
 Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat 
walaupun ide baru yang diciptakan oleh seseorang atau sekelomok orang 
dalam suatu masyarakat
-          Namun, adapula pendapat lain menyatakan bahwa discovery adalah penemuan sesuatu yang sebelumnya telah ada
-         
 Invention adalah pendapatan atau perolehan hal-hal baru yang dilakukan 
melalui usaha yang sungguh-sungguh walaupun melalui trial and error.
-         
 Enkulturasi atau pembudayaan ialah suatu proses manusia mempelajari dan
 menyesuaikan alam fikiran serta sikapnya dengan sistem norma ( meliputi
 norma susila, adat, hukum dan agama) yang hidup dalam masyarakat.
b.      Menghargai hasil karya orang lain
c.       Adanya keterbukaan di dalam masyarakat
d.      Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
e.       Penduduk yang heterogen
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, Elly M. dkk. 2005. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media Group
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar