Kamis, 28 Februari 2013

PERIODE PERKEMBANGAN MENURUT PIEGET



PERIODE PERKEMBANGAN MENURUT PIEGET
Piaget membagi periode perkembangan intelegensi manusia atas dua bagian, yaitu periode sensorimotorik dan periode konseptual.
a.       Periode sensorimotorik

Berlangsung dari lahir sampai bayi berumur 2 tahun. Pada periode ini bayi belum dapat mempergunakan imajinasi, ide-ide maupun kata-kata dalam pikirannya. Bayi sibuk menguasai dan menghadapi tingkah laku seperti menghisap, duduk, berjalan dan berbagai gerakan fisik lainnya. Kemampuan-kemampuan seperti itu merupakan realisasi permulaan kemampuan intelegensi.
                Piaget membagi periode sensorimotorik yang berlangsung selama delapan bulan atau dua bulan itu atas enam fase, yaitu:

1.       Fase bulan pertama kehidupan bayi (lahir-1 bulan)
Kegiatan yang penting baginya adalah menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan mempergunakan reflek yang dimilikinya, misalnya reflek menangis, menghisap, mencakar, dsb. Gerakan reflek bayi merupakan perkembangan dasar untuk perkembangan intelektual selanjutnya. Selama kehidupan bulan pertamanya pengalaman bayi mulai berubah dan mekanisme reflek pun meningkat.
2.       Fase umur 1 – 4 Bulan

Bayi mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang telah dikuasainya pada bulan pertama, misalnya mencucup terus- menerus walaupun tidak ada payudara ibunya atau tidak ada botol susu dan ia tidak lapar. Kegiatan mencucup ini hanya melatih kebiasaan saja. Walaupun bayi baru mengembangkan kebiasaan yang sederhana dan terpusat pada tubuhnya. Namun kegiatan ini lebih tinggi dari reflek pada periode . Tingkah laku seperti ini disebut reaksi primer di mana bayi secara tidak sengaja melakukan suatu tingkah laku yang menarik baginya dan tingkah laku ini terus-menerus dilakukannya. Selanjutnya bayi mengulang-ulang tingkah laku tersebut sehingga akhirnya menjadi kebiasaan.

3.       Fase umur 4 -10 bulan
Pada periode ini timbul pengertian tentang berbagai objek. Ada empat pola tingkah laku sebagai tanda dikuasainya pengertian tentang berbagai objek. Pola tingkah laku pertama yang ditampilkan bayi akibat perkembangan tentang objek adalah kemampuan untuk melakukan antisipasi di mana suatu objek akan mendarat jika objek itu jatuh dari dirinya sendiri atau tanpa peduli siapa yang menjatuhkannya.

Pola tingkah laku kedua, yaitu pemahaman bayi terhadap benda itu permanen, belum diperolehnya kecuali objek itu jatuh dari tangannya. Pola tingkah laku ketiga yaitu pemahaman tentang suatu objek adalah permanen meskipun pemahaman tentang konsep objek permanen belum matang benar. Pola tingkah laku yang keempat adalah bayi mengenal objek tertentu, baik objek yang tampak maupun secara keseluruhan.

4.       Fase umur 8 – 12 Bulan

Pada periode ini bayi memperlihatkan kegiatan-kegiatan dengan asyik dan menyesuaikan kemampuan  sensorimotorik yang telah dikuasainya untuk memperoleh pemahaman/penguasaan situasi baru. Bayi dapat mempergunakan ingatannya untuk melakukan berbagai tingkah laku, khususnya tingkah laku dalam menguasai situasi baru.

5.       Fase umur 12 -18 bulan

Menurut Piaget, pada periode ini bayi menunjukkan minat yang besar terhadap objek yang baru. Rasa ingin tahunya sangat besar tentang sesuatu yang dimilikinya, tampak dar perlakuannya terhadap objek itu; bagaimana benda diraba dan diberlakukannya.

6.       Fase umur 18-2 Tahun

Fase ini merupakan penghubung antara periode berpikir sensorimotorik semata dengan fase berpikir mempergunakan symbol-simbol mental dan bahasa. Bayi berbahasa dan menggerakkan mulutnya untuk menggambarkan ikan bernafas, kereta api berbunyi, bergerak, dsb.

b.      Periode konseptual

Periode berpikir konseptual pertama adalah periode berpikir preoperasional, yang berlangsung antara umur 2-4 tahun. Konsep-konsep anak pada saat ini sangat pribadi dan tidak realistic. Hal ini disebabkan oleh pikiran anak sangat dipengaruhi oleh keinginan-keinginannya. Pada periode ini muncul sifat egosentris, bahwa anak dikuasai oleh kemauannya sendiri, tetapi pikirannya “terpusat pada dirinya sendiri”. Oleh karena itu anak menampakkan dusta khayal, berbahasa egosentris dan munculnya perkembangan “aku”.

Periode konseptual kedua yaitu periode berpikir konkrit. Artinya anak dapat melakukan aktivitas mental dalam merespon berbagai perubahan dalam lingkungan ( Sutton dan smith, 1973). Periode ini berlangsung 7 -12 tahun. Bruner (1966) menamakan periode ini sebagai fase simbolis karena, anak telah mampu mempergunakan symbol-simbol yang lebih kompleks, seperti bahasa.

Menurut Piaget (1971) pada periode ini anak mampu memahami hitungan menambah, mengurang, mengelompokkam sesuatu dalam bentuk seri. Anak juga memahami bahwa pengurangan merupakan kebalikan dari penambahan atau sebaliknya. Hal ini tercapai karena dikuasainya kemampuan berpikir logis. Pada periode ini anak tidak lagi berpikir egosentris dalam berpikir. Anak telah dapat menduga pendapat orang lain. Perkembangan bahasa, social dan komunikatif telah dicapai anak.


                                Sumber: Prayitno, Elida. 2005. Buku Ajar Perkembangan Anak usia Dini dan SD.
                                                Padang: Angkasa Ray

Tidak ada komentar:

Posting Komentar