PERIODE PERKEMBANGAN MENURUT PIEGET
Piaget membagi periode perkembangan intelegensi
manusia atas dua bagian, yaitu periode sensorimotorik dan periode konseptual.
a.
Periode sensorimotorik
Berlangsung dari lahir sampai bayi berumur 2 tahun. Pada periode ini
bayi belum dapat mempergunakan imajinasi, ide-ide maupun kata-kata dalam
pikirannya. Bayi sibuk menguasai dan menghadapi tingkah laku seperti menghisap,
duduk, berjalan dan berbagai gerakan fisik lainnya. Kemampuan-kemampuan seperti
itu merupakan realisasi permulaan kemampuan intelegensi.
Piaget membagi
periode sensorimotorik yang berlangsung selama delapan bulan atau dua bulan itu
atas enam fase, yaitu:
1. Fase bulan pertama
kehidupan bayi (lahir-1 bulan)
Kegiatan yang penting baginya adalah menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dengan mempergunakan reflek yang dimilikinya, misalnya reflek
menangis, menghisap, mencakar, dsb. Gerakan reflek bayi merupakan perkembangan
dasar untuk perkembangan intelektual selanjutnya. Selama kehidupan bulan
pertamanya pengalaman bayi mulai berubah dan mekanisme reflek pun meningkat.
2. Fase umur 1 – 4 Bulan
Bayi mulai mengembangkan
kebiasaan-kebiasaan yang telah dikuasainya pada bulan pertama, misalnya
mencucup terus- menerus walaupun tidak ada payudara ibunya atau tidak ada botol
susu dan ia tidak lapar. Kegiatan mencucup ini hanya melatih kebiasaan saja.
Walaupun bayi baru mengembangkan kebiasaan yang sederhana dan terpusat pada
tubuhnya. Namun kegiatan ini lebih tinggi dari reflek pada periode . Tingkah
laku seperti ini disebut reaksi primer di mana bayi secara tidak sengaja
melakukan suatu tingkah laku yang menarik baginya dan tingkah laku ini
terus-menerus dilakukannya. Selanjutnya bayi mengulang-ulang tingkah laku
tersebut sehingga akhirnya menjadi kebiasaan.
3. Fase umur 4 -10 bulan
Pada
periode ini timbul pengertian tentang berbagai objek. Ada empat pola tingkah
laku sebagai tanda dikuasainya pengertian tentang berbagai objek. Pola tingkah
laku pertama yang ditampilkan bayi akibat perkembangan tentang objek adalah
kemampuan untuk melakukan antisipasi di mana suatu objek akan mendarat jika
objek itu jatuh dari dirinya sendiri atau tanpa peduli siapa yang
menjatuhkannya.
Pola
tingkah laku kedua, yaitu pemahaman bayi terhadap benda itu permanen, belum
diperolehnya kecuali objek itu jatuh dari tangannya. Pola tingkah laku ketiga
yaitu pemahaman tentang suatu objek adalah permanen meskipun pemahaman tentang
konsep objek permanen belum matang benar. Pola tingkah laku yang keempat adalah
bayi mengenal objek tertentu, baik objek yang tampak maupun secara keseluruhan.
4. Fase umur 8 – 12 Bulan
Pada
periode ini bayi memperlihatkan kegiatan-kegiatan dengan asyik dan menyesuaikan
kemampuan sensorimotorik yang telah
dikuasainya untuk memperoleh pemahaman/penguasaan situasi baru. Bayi dapat
mempergunakan ingatannya untuk melakukan berbagai tingkah laku, khususnya
tingkah laku dalam menguasai situasi baru.
5. Fase umur 12 -18 bulan
Menurut
Piaget, pada periode ini bayi menunjukkan minat yang besar terhadap objek yang
baru. Rasa ingin tahunya sangat besar tentang sesuatu yang dimilikinya, tampak
dar perlakuannya terhadap objek itu; bagaimana benda diraba dan
diberlakukannya.
6. Fase umur 18-2 Tahun
Fase
ini merupakan penghubung antara periode berpikir sensorimotorik semata dengan
fase berpikir mempergunakan symbol-simbol mental dan bahasa. Bayi berbahasa dan
menggerakkan mulutnya untuk menggambarkan ikan bernafas, kereta api berbunyi,
bergerak, dsb.
b. Periode konseptual
Periode berpikir konseptual pertama adalah
periode berpikir preoperasional, yang berlangsung antara umur 2-4 tahun.
Konsep-konsep anak pada saat ini sangat pribadi dan tidak realistic. Hal ini
disebabkan oleh pikiran anak sangat dipengaruhi oleh keinginan-keinginannya.
Pada periode ini muncul sifat egosentris, bahwa anak dikuasai oleh kemauannya
sendiri, tetapi pikirannya “terpusat pada dirinya sendiri”. Oleh karena itu
anak menampakkan dusta khayal, berbahasa egosentris dan munculnya perkembangan
“aku”.
Periode konseptual kedua yaitu periode
berpikir konkrit. Artinya anak dapat melakukan aktivitas mental dalam merespon
berbagai perubahan dalam lingkungan ( Sutton dan smith, 1973). Periode ini
berlangsung 7 -12 tahun. Bruner (1966) menamakan periode ini sebagai fase
simbolis karena, anak telah mampu mempergunakan symbol-simbol yang lebih
kompleks, seperti bahasa.
Menurut Piaget (1971) pada periode ini
anak mampu memahami hitungan menambah, mengurang, mengelompokkam sesuatu dalam
bentuk seri. Anak juga memahami bahwa pengurangan merupakan kebalikan dari
penambahan atau sebaliknya. Hal ini tercapai karena dikuasainya kemampuan
berpikir logis. Pada periode ini anak tidak lagi berpikir egosentris dalam
berpikir. Anak telah dapat menduga pendapat orang lain. Perkembangan bahasa,
social dan komunikatif telah dicapai anak.
Sumber:
Prayitno, Elida. 2005. Buku Ajar Perkembangan
Anak usia Dini dan SD.
Padang:
Angkasa Ray
Tidak ada komentar:
Posting Komentar